Sakit jiwa, pemuda di Klaten tebas leher ibu kandung hingga putus
SIKAT MIRING - Dwi Budiyanto (33), seorang pemuda asal Desa Pepe, Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tega membunuh Juwariyah (60), ibu kandungnya sendiri. Juwariyah tewas seketika dengan kondisi leher terputus setelah disabet bendo atau sabit di rumahnya.
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi pada Minggu (29/4) malam, ketika kondisi rumah sedang sepi.
Kabagops Polres Klaten, Rohadi Pamungkas membenarkan peristiwa tersebut. Korban bernama Juwariyah merupakan ibu kandung pelaku. Kondisi pelaku sendiri, menurut dia, dalam keadaan sakit jiwa.
"Pelaku ini merupakan anak kandung dari korban. Namun demikian, pelaku ini dalam kondisi sakit jiwa. Sekarang pelaku sudah dibawa petugas ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan," ujar Rohadi, Senin (30/4).
Terkait kronologi kejadian, Kasatreskrim Polres Klaten AKP Suardi Jumaing menerangkan, peristiwa pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Rohmat (62) yang juga ayah kandung korban. Saat itu Rohmat yang pulang seusai menghadiri hajatan tetangganya, mendapati korban dalam kondisi tergeletak dengan kondisi leher terputus dari tubuh penuh darah.
"Jadi suami korban ini sepulang hajatan mendapati istrinya bersimbah darah dengan leher terputus dari badan di ruang utama atau kamar tamu. Dia kemudian minta tolong ke warga dan warga melaporkan ke kepolisian. Kita langsung datang ke TKP (tempat kejadian perkara) dan kita amankan pelaku ke rumah sakit jiqa. Karena berdasarkan rekam medis, per tanggal 9 Februari, pelaku ini masih melakukan kontrol," jelasnya.
Pelaku, lanjut Kasatreskrim, juga merupakan binaan dari Dinas Sosial setempat. Sementara berdasarkan keterangan keluarga, pelaku mulai terkena gangguan jiwa sejak lulus STM tahun 2003 silam. Sedangkan korban, telah dibawa ke rumah sakit dan dilakukan autopsi. Setelah dimandikan, selanjutnya korban dibawa ke rumah duka.
"Untuk motifnya kita belum mengetahui, karena saat kejadian tidak ada orang lain yang melihat. Saat kita lakukan pemeriksaan kondisi korban belum normal. Jadi tidak nyambung, apa yang kita tanyakan dengan jawaban yang disampaikan. Jawabannya cuma, bau kembang gitu katanya," jelasnya.
Untuk suami korban, hingga saat ini belum bisa dimintai keterangan, karena kondisinya masih syok.
"Suaminya itu masih mengigau, masih syok, kita datang kesana dia cuma diam dan belum bisa ngasih keterangan," terangnya.
Untuk proses selanjutnya, Kasatreskrim menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil observasi yang dilakukan rumah sakit jiwa terhadap pelaku. Pihaknya baru akan melakukan tidakan atau meningkatkan ke penyidikan jika pelaku dinyatakan sehat. Namun akan menghentikan proses hukum jika ternyata dinyatakan mengalami gangguan kejiawaan.
"Proses selanjutnya kita menunggu hasil observasi rumah sakit. Apakah ditingkatkan ke proses sidik, atau dihentikan dengan pertimbangan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiawaan," pungkasnya.
Post a Comment