Papua Nugini Kembali Diguncang Gempa 7,1 Skala Richter
SIKAT MIRING - Gempa berkekuatan 7,1 skala richter kembali mengguncang Papua Nugini, Jumat (8/3) dini hari waktu setempat. Gempa kuat itu terjadi menyusul gempa-gempa susulan dan belum pulihnya negeri tersebut dari gempa sebelumnya yang telah menewaskan lebih dari 100 orang.
Gempa dilaporkan berpusat 135 kilometer dari timur kota Rabaul sekitar pukul 03.39 pagi waktu lokal.
Dilansir Reuters, meski pusat gempa relatif dangkal, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik tidak mengeluarkan peringatan tsunami atas gempa tersebut.
Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban dan kerusakan akibat bencana.
Gempa hari ini merupakan gempa susulan berkekuatan besar yang kedua kalinya menerjang Papua Nugini sejak gempa 7,5 skala richter mengguncang negara itu pada 27 Februari lalu.
Gempa 6,7 skala richter juga menerjang pegunungan Southern Highlands, wilayah kaya sumber daya yang terletak 600 kilometer dari Ibu Kota Port Moresby, pada Rabu (7/3).
Hingga kini total jumlah korban dilaporkan mencapai lebih dari 100 orang. Meski begitu, Pusat Bencana Nasional Papua Nugini belum melakukan finalisasi laporan korban.
Namun, merujuk pada laporan awal Palang Merah setidaknya 143 ribu orang terkena dampak gempa ini, dengan 500 di antaranya terluka dan 17 ribu lainnya harus mengungsi.
Perdana Menteri Peter O'Neill menyatakan proses pemulihan bencana ini bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.
"Tragisnya, gempa di dataran tinggi ini telah memakan korban lebih dari 100 masyarakat dengan masih banyak orang lainnya yang hilang dan ribuan lainnya terluka," kata O'Neill seperti dikutip AFP.
"Tidak mungkin ada perbaikan cepat. Kerusakan dari bencana ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk bisa dipulihkan," lanjutnya.
O'Neill sejauh ini telah meninjau langsung beberapa wilayah terdampak gempa. Dia mengatakan pemerintah bersama organisasi kemanusiaan tengah berfokus memberikan bantuan darurat seperti air bersih, makanan, pasokan listrik, dan tempat berlindung bagi para korban.
O'Neill telah menetapkan status darurat bagi wilayah terdampak gempa.
Negara tetangga seperti Australia telah menjanjikan memberikan asistensi dan mengirimkan pesawat militer C-130 untuk membantu menyalurkan bantuan lewat udara.
Palang Merah juga mengatakan telah menggelontorkan bantuan senilai US$22 ribu bagi para korban. (nat)
Post a Comment