Header Ads

Mengenal Tajik, Suku Muslim di China yang Kecantikan Wanitanya Gak Kalah dengan Uighur


SIKAT MIRING - Bicara soal China, mungkin hal yang kita kenal adalah barang produksinya hingga kekuatan militernya yang luar biasa. Itu bukan hal yang aneh mengingat negara ini juga menganut paham komunis di mana ketahanan dan kesejahteraan buruh lebih diutamakan. Namun siapa sangka di negara itu juga ada loh beberapa suku bangsa yang sangat jarang kita kenal, semisal Uighur yang beragama Islam.

Uighur tidak sendiri, ternyata masih ada suku lain di China yang tak kalah menarik perhatian. Ya, itulah suku Tajik, etnis yang mayoritas pemeluk Islam yang dikenal dengan kecantikan wajahnya. Dijamin deh, kepopuleran Uighur sendiri pasti kalah dengan suku asal Tashkurgan, Xinjiang ini. Tidak percaya? Simak ulasan berikut .

Kita mungkin selama ini mengenal Uighur sebagai salah satu suku muslim di daratan China yang banyak terdapat wanita cantiknya. Namun siapa sangka kalau selain suku itu, ada pula Tajik, sebuah etnis yang para wanitanya juga gak kalah cantik. Uniknya, para perempuan di suku ini, sama sekali tidak nampak seperti orang Asia yang identik dengan mata sipit.

Ya, kalau dilihat dari bentuk wajahnya, mereka lebih mirip keturunan Turki, Iran atau daerah Timur Tengah. Apalagi kalau melihat bentuk hidung mancung dan mata cokelatnya, semakin lunturlah kesan orientalnya. Namun demikian, mereka juga bisa menggunakan bahasa Mandarin, meskipun tidak digunakan untuk kegiatan sehari-hari.


Ternyata suku Tajik dikenal piawai dalam menari dan menyanyi, terutama para wanitanya. Mungkin itu pula yang menjadikan daya tarik para perempuan di sana. Usut punya usut, keahlian tersebut juga dipengaruhi oleh kebiasaan dan adat yang ada di sana, yang sampai saat ini masih dijaga.

Misalnya, bahasa Sarikol, yang sampai sekarang jadi bahasa sehari-hari yang digunakan suku ini selain Mandarin. Selain itu pakaian adat yang sering  digunakan oleh suku ini juga lebih mirip tibet dan timur tengah. Ternyata  jika ditarik garis ke belakang, nenek moyang dari Tajik sendiri merupakan orang-orang Persia kuno.

Meskipun terletak di daerah perbatasan, namun kehidupan para suku Tajik ini ternyata sangat jauh dari konflik. Hampir tiap pagi para tentaranya berpatroli dan bersliweran di kota untuk mengamankan daerah perbatasan.


Kehidupan para kaum muslim di sana pun juga terbilang rukun, meskipun kedua aliran besar, Sunni dan Syiah sama-sama ada di sana, tidak ada satu pun konflik karena perbedaan yang terjadi. Selain itu, karena merupakan etnis minoritas di negeri tirai bambu, masyarakat suku ini juga diberi kebebasan untuk beribadah sesuai dengan yang dianut.

Ternyata China bukan satu-satunya tempat menetap dari suku keturunan bangsa Persia yang satu ini. Pasalnya di beberapa negara lainnya juga ditemui orang-orang Tajik.  Semisal Afganistan, Tajikistan, dan selatan Uzbeskistan. Sebagian kecil menetap di Iran dan Pakistan.

Persebaran ini dinilai bukan hal yang aneh mengingat keberadaan mereka  yang sangat dekat dengan perbatasan, sehingga bisa saja sebagian orangnya memilih pindah ke dari China dan memilih negara-negara sebelah. Meskipun begitu, mereka yang memilih menetap , kini dianggap sebagai suku asli  dan salah satu warisan serta keunikan budaya di negeri tirai bambu.

Siapa sangka tidak hanya Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, di China pun demikian. Uniknya meskipun mereka menjadi minoritas di sana, namun tidak lupa menjalankan ajaran agamanya. Bahkan di daerah Tashkurgan, Xinjiang ini dikenal damai dan aman sentosa.

No comments